Halo halo halo--senang rasanya bisa kembali menulis setelah
sekian lamaaaaaaaaaaaa tidak menulis. Beberapa hari lalu keinginan untuk menulis
jadi tumbuh kembali setelah mendengar tentang berita yang sekarang sedang heboh
sekali di seluruh dunia. Yap, itu adalah tentang corona. Tanganku gatal ingin
menulis tentang virus yang menjangkit 384.432 orang dan membunuh sebanyak 16.591
orang (update 24 Maret 2020). Mengerikan sekali sih setiap melihat statistik
tentang corona ini yang makin hari makin melunjak. Di Indonesia sendiri sudah 686
orang yang kena dan membunuh 55 orang. Kemarin aku melihat tuh video saat
orang-orang Indonesia tumbang di jalan. Jadi ingat video manusia tumbang
pertama di kota Wuhan.
Beberapa hari ini pun aku habiskan untuk bersikap parno sekali
terhadap virus berbahaya ini dan juga mencari banyak sekali informasi seputar
virus ini dan sifat-sifatnya. Alasan aku menulis ini adalah aku ingin membagi
nih apa saja informasi berguna seputar virus ini yang ingin aku bagi untuk
kalian dan beberapa tindakan pencegahan khususnya untuk teman-teman yang hidup
di kota yang sama denganku, Samarinda. Meski alhamdulillah sampai sekarang
Samarinda terlapor baru 1 orang sih yang terjangkit, entah bagaimana besok dan
di masa depan, masih belum bisa merasa aman 100%, mengingat masa inkubasi virus
ini yang begitu menyebalkan lamanya.
Indonesia yang awalnya adem ayem sendiri di tengah seluruh
dunia yang menjerit karena corona, akhirnya pun kebobolan. Banyak yang menyalahkan
keputusan pemerintah untuk tidak lockdown, tapi pemerintah juga tidak bisa
sembarangan untuk membuat keputusan lockdown total, ada masalah-masalah rumit
lain yang aku juga tidak begitu paham sih. Yang terjadi biarlah terjadi, sekarang
kita hanya bisa bersabar dan bersama-sama menghadapi virus mematikan ini.
Pertama kali aku mendengar tentang virus corona, jujur aja
aku adalah salah orang yang benar-benar menganggap remeh. Bukan tanpa alasan,
namun jika dibandingkan SARS dan MERS (pandemik yang serupa), covid-19 ini
memiliki tingkat kematian yang rendah sekali. Jadi ya, awalnya aku menganggap
ini cuma flu biasa dan video orang kejang-kejang di Wuhan itu cuma
dilebih-lebihkan. Tapi semakin ke sini--pendapat itu pun berubah--khususnya
setelah aku mendengar tentang apa yang terjadi di Italia.
Di suatu pagi yang damai, ada teman yang datang kepadaku dan
dengan nada bercanda mengatakan, “Wah, apakah Indonesia akan jadi seperti
Italia nih? Awalnya ketawa-ketawa akhirnya jadi banyak yang mati sampai 5.000
orang” (kurang lebih dia berkata begitu wkwk). Awalnya aku cuma tertawa
mendengar itu, aku pikir dia bercanda. Tapi saat aku cek sendiri—wow! Ternyata itu
beneran! Dan korbannya masih terus bertambah. Mengerikan sekali, dan turut
prihatin dengan apa yang terjadi di sana. Semoga para petugas medis di sana
terus diberi kekuatan untuk menghadapi saat sulit ini.
Oke, kita kembali ke virusnya. Setelah mengetahui hal mengerikan
tersebut, aku jadi semakin rajin untuk mempelajari semua tentang virus tersebut,
aku bahkan sampai menonton film dan membaca beberapa cerita fiksi yang
menceritakan dan meramalkan tenang virus ini di masa lalu.
Aku tidak ingin memberikan pengertian tenang covid-19 atau
corona virus atau MERS-CoV-2 ini secara detail, karena mungkin kalian bisa
mencarinya sendiri di Google. Aku akan menjelaskannya dengan bahasaku sendiri
aja. Secara awam, mari kita membahas apa yang terjadi jika kalian terjangkit
virus ini. Aku agak parno soal ini, berhubung beberapa hari lalu aku juga
mengalami flu. Padahal gejala corona ini berbeda dengan flu, dan yang cukup signifikan
menurutku adalah mbeler di hidung, alias pilek atau ingusan. Hal pertama yang
terjadi dengan tubuh setelah terinfeksi corona adalah suhu tubuh yang naik
secara drastis. Itulah sebabnya alat pengukur suhu tubuh seharusnya menjadi
senjata utama yang cukup murah untuk mendeteksi awal gajala dari virus ini. Kenapa
jadi demam? Jadi ini sebagai bentuk respon otak bahwa telah mendeteksi sebuah
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Dan kenaikan suhu itu sebagai salah
satu bentuk perlawanan tubuh secara alami terhadap virus tersebut.
Kemudian setelah demam tinggi—di atas 37,50C—ciri
berikutnya adalah batuk kering. Jadi aku rasa bukan batuk berdahak, tapi batuk
kering. Karena virus ini menyerang paru-paru, sebelumnya mereka tentu lewat
tenggorokan. Setelah di paru-paru mereka ini akan hinggap di bagian sel
paru-paru yang bertugas untuk menyerap oksigen untuk dialirkan ke darah. Selnya
mereka rusak dan akhirnya darah kita kekurangan oksigen. Itulah kemudian yang
menjadi gejala ke-3, yang menjadi penentu apakah virus ini berdampak ringan
atau fatal terhadap seseorang, yaitu seseorang akan mengalami kesulitan untuk
bernafas. Jadi bayangkan aja kalian berada di luar angkasa, tanpa oksigen. Ngeri
ya? Ngeri pun.
Sekarang kita ke bagian pencegahan. Kalau katanya dr. Tirta
tuh, “Mencegah adalah obat terbaik dalam ilmu kedokteran.” Aku rasa itu masuk
akal sih. Jadi berhubung virus ini juga belum ada vaksin dan obatnya, memang
hal bijak untuk dilakukan adalah mencegah agar kita sendiri tidak terjangkit. Pemerintah
sudah cukup baik mengeluarkan kebijakan untuk merumahkan beberapa pekerja dan
pelajar serta menerapkan social distancing. Aku rasa itu pencegahan secara masal
yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Virus corona, kalau secara teori
sebenarnya punya banyak sekali kelemahan, khususnya kalau ada di Indonesia—karena
virus corona ini akan mati pada suhu 250C. Virus ini hanya bisa
hidup di lingkungan bebas jika mereka berlindung di droplet, atau di
butiran-butiran cairan, entah itu cairan tubuh, atau cairan sisa di lingkungan
sekitar kita. Jadi jika bisa menjaga diri kita dari kontak langsung dengan droplet
tersebut, aku yakin kita akan baik-baik saja. Lalu aku berpikir lagi, dalam kondisi
ini, berarti penggunaan AC yang terlalu dingin adalah sebuah kekalahan besar
untuk manusia, karena akhirnya virus ini bisa hidup bebas di sekitar orang yang
‘ngadem’ ini. Jadi untuk teman-teman pengguna AC, aku sarankan jangan pasang
suhu lebih rendah dari 250C.
Kelemahan berikutnya yang dimiliki
oleh virus ini adalah tubuhnya yang dikelilingi oleh lapisan lemak, yang kalau
terkena sabun, lapisan lemak ini akan jadi ambyar dan larut di air—akhirnya menghancurkan
virus ini seketika. Jadi, jangan malas untuk mencuci tangan. Mungkin ini remeh,
nyatanya ini adalah hal utama untuk membunuh virus ini. Bahkan disemprot
diinfektan pun belum tentu bisa mengena virus ini. Selalu cuci tanganmu setelah
dan sebelum beraktifitas—harus dengan sabun.
Berikutnya, yang bisa kita lakukan
untuk tidak terjangkit corona adalah dengan tidak menyentuh wajah dengan tangan—apalagi
tangan yang belum dicuci dengan sabun. Karena virus ini menyerang paru, dan masuk
aksesnya pun melali aliran pernapasan. Beruntung manusia hanya bernafas dengan
menggunakan hidung (dan mungkin mulut bagi sebagian orang yang hidungnya buntu)
tidak dengan menggunakan kulit macam kodok. Penting untuk mencegah droplet dari
jalur pernafasan kita, itulah mengapa jangan mendekatkan apa pun—bahkan tangan
kita sendiri—dari wajah.
Aku rasa sejauh ini itu aja sih
yang aku ketahui tentang bagaimana menghindari diri dari terjangkit oleh virus
ini. Aku akan terus belajar dan membaca lagi tentang update-update terbaru
seputar virus ini. Aku selalu suka untuk mempelajari kelemahan dari musuh yang akan
aku lawan, dan dalam hal ini virus korona. Walaupun tidak bisa melawan secara
sempurna, setidaknya kita sudah berusaha untuk melakukan perlawanan. Biarlah manusia
yang ikhtiar (berusaha), kemudian serahkan sisanya (tawakal) kepada Allah SWT.
Kalian kalau punya tips-tips yang
bagus seputar virus ini atau mau mengoreksi tentang apa yang sudah aku
tuliskan, boleh coret-coret di kolom komentar ya. Sekian dulu tulisanku kali
ini, aku harap bisa meningkatkan kesadaran kita semua dan tidak meremehkan
virus ini. Pesanku, jaga diri kalian dan keluarga, jaga kebersihan tangan, jaga
jarak dari orang yang sakit, stay safe, stay home! Kita hadapi virus ini
bersama. J
Cheerio!
0 Komentar